Tuesday, 29 August 2017

2. Makanan Wajib Dibawa

Tinggal di Jepang yang pertama terbayang adalah menu sushi dan ramen. Ternyata makanan di sini juga beragam. Yang paling cocok dengan lidah Indonesia tentu saja bento yang dijual di kombini. Frenchise semacam McDonald gampang dijumpai di mana mana serta deretan nama lain yang sudah tidak asing seperti Burger King, KFC, Yoshinoya dan beberapa yang sejenis bisa menjadi pilihan gampang untuk lidah kita dengan harga terjangkau, bahkan mcD menawarkan burger 200 yen serta ice cream, kentang 100-200yen.

Untuk yang ingin masak sendiri di rumah dengan menu Indonesia. Alternatifnya tentu saja bumbu bumbu instant yang bisa diperoleh di supa (supermarket) tertentu atau toko produk import dan online shop asia. Sebenarnya banyak sekali bumbu umum yang bisa dibeli di Jepang, namun memang dengan harga yang minim 2x hingga 10x lipat dari harga di Indonesia, demikian juga harga makanan dan minuman Indonesia. Jika ingin berhemat, boleh juga membawa dari Indonesia.

Berikut beberapa produk penting yang bisa menghemat dan layak dibawa menurut penulis.

1. Bumbu instant.
Indofood opor: Ind. 6rb, jpg 110 yen
Pilih yang masakan Indonesia: opor, sambal goreng, rawon, lodeh, sayur asem.
Yang lainnya silakan sesuai selera.misal nasi goreng dll. Di jepang banyak dijumpai kare dan santan produk thailand, namun memang beda rasa dengan indonesia.

2. Kecap dan sambal
Kecap: Ind. 16rb jpg 600yen
Kecap dan sambal refill bisa jadi senjata ampuh untuk teman makan,terlebih kecap.
Sambal bu Rudy atau sambal terasi sachet juga ok, mengingat harga cabai di sini lumayan mahal dan penulis bukan penikmat sambal, jadi sambal sachet sudah cukup :) Di jepang yang banyak dijumpai adalah tomato ketchup, biasa disebut ketchup.

3. Bumbu dapur
Daun salam: Ind. 5rb jpg 200yen
Segala macam bumbu dapur standart dijual juga di toko online dan beberapa bisa ditemukan di jepang. Jika ingin membawa, jangan dicuci (pastikan kering) dan simpan dalam freezer. Terbukti tahan selama 1 tahun.
Di antaranya yang bisa dibawa: daun dalam, daun jeruk, daun pandan, laos, kunyit, kunci, kencur, jahe, kemiri, sere, kayu manis, cengkih, pekak, bumbu ngohiong

4. Bumbu halus
Lada: Ind. 13rb jpg 500yen
Banyak tersedia bumbu halus di supa (baca: supermarket), namun jika lebih yakin dengan rasanya, Indonesia sangat terkenal hingga penjajah pun tergiur :)
Yang wajib dibawa adalah ketumbar bubuk, yang lain seperti lada, pala dan kayu manis, bawang putih bubuk banyak dijumpai di Jepang.

5. Bumbu lain
Gula jawa: Ind. 2rb jpg. 500yen
Bumbu lain yang bisa dipertimbangkan (tidak perlu masuk freezer): asam jawa, trasi, gula jawa asli (gula jawa jepang kebanyakan gula tebu, kalau di indonesia terbiasa dengan gula jawa pasaran yang bukan murni gula kelapa, rasanya hampir sama dengan brown sugar di jpg).
Jika suka masakan jawa timur, petis bisa juga masuk dalam daftar. (Masuk freezer)

6. Indomie (maaf menyebut merk, memang begitu adanya :) )
Ind: 2rb Jpg: 85yen
Penikmat Indomie dengan rasanya yang kas boleh membawa bekal ini, khususnya yang rasanya khas Indonesia. Mi instant indonesia yang beredar di Jepang (export quality) memiliki rasa yang lebih ringan.
Jika bukan fans berat, ada banyak sekali pilihan mie di jepang, dengan berbagai merk dan rasa. Berbagai macam mie dikonsumsi di negara ini. Jangan kuatir, akan bisa menemukan bihun, soon, termasuk berbagai macam pasta dengan harga murah.(Baca: harga murah adalah sekitar 80-100yen :) ) Termasuk mie instant.

7. Bahan makanan lain
Untuk mengurangi rasa kangen dan alasan kepraktisan, daftar makanan di bawah bisa pula dipertimbangkan
. santan bubuk
. sambal pecel
. abon
. sambel kering kentang/tempe
. emping mentah
. krupuk mentah (krupuk udang bs dibeli di supa)
. brambang goreng (bawang merah segar bisa beli online Ind.10rb Jpg 550yen)

8. Makanan dan minuman
. Susu kental manis (khususnya yang senang coklat)
. Meises
. Margarine (di jepang yang biasa dijual adalah mentega)
. Sirup
. Puding dan agar instant (banyak pilihan pula di jepang)
. berbagai minuman instan khas indonesia (wedang jahe-membantu di musim dingin, wedang uwuh, kunir asam, sekoteng, nutrisari)
. Kopi merk favorit
. Teh merk favorit
Kopi, coklat dan teh gampang diperoleh di sini, namun jika lidah tidak bisa berpaling, persediaan dari negri sendiri perlu dipikirkan.

9. Iseng iseng dibawa
Kalau ada banyak waktu dan tenaga, bolehlah ikut masuk dalam daftar :')
. Ragi tape
. Ragi tempe

Referensi yang layak dilihat (sekali lagi tanpa bermaksud promosi karena gak dapet fee hahaha) online shop yang selama ini dirasa paling murah dan kami pakai bareng bareng bisa diintip di sini, http://toko-indonesia.org/

Semoga daftar di atas bisa membantu membuat kerasan tinggal di Jepang. Jangan lupa pula belajar masak masakan jepang dan mencoba semua makanan yang boleh dimakan :)

*catatan: ungkapan "banyak pilihan" di sini, artinya tetap terbatas jika ada yang membutuhkan label halal (di gyomu supa, online dan toko2 asia, banyak produk sudah mencantumkan label halal termasuk daging sapi, ayam dan chicken nugget).

Mohon maaf tidak bisa memberikan tips detil tentang halal food.

1. Jepang Negara yang Mengagumkan

Tinggal selama 1 tahun di Jepang menjadi sebuah pengalaman luar biasa. Tidak hanya ilmu di kampus yang saya dapatkan, malah sebaliknya, 'kuliah' dari pengalaman selama hidup di negara ini, tak terhitung jumlah SKSnya.

Jepang secara umum benar benar negara yang aman dan teratur. Banyak hal yang menurut saya layak sekali untuk dibagikan, terlalu sayang untuk disimpan sendiri. Setelah 7 tahun saya tidak pernah mampir di blog ini, saya pikir apa salahnya menulis semua di sini. Saya bukan pengguna aktif Facebook, Instagram dan sosmed lainnya, tulisan di sini bagi saya lebih mudah untuk ditengok dan dibaca. Sebelum mengikuti cerita pengalaman saya, ada baiknya saya berikan sedikit background saya, sehingga tulisan pertama ini bisa digunakan sebagai dasar dari informasi dan cerita di tulisan selanjutnya.

Saya lahir dan tinggal di Yogyakarta. Hidup saya penuh warna dengan mengalami tinggal 2 tahun di Papua serta 4 tahun di Jakarta. Dan warna itu menjadi makin kaya saat datang kesempatan belajar di Jepang selama 1 tahun (di tahun ke2 program master) sejak September 2016. Hal ini sangatlah layak untuk disyukuri, apalagi keinginan membawa serta keluarga ternyata mendapat jalan lancar. Saya tinggal di Ichiriyama, Otsu-Shi, Shiga-Ken, bersama suami dan 2 anak saya, Bimo, usia 7 tahun dan Juno, 4 tahun. Tempat tinggal kami ada di dekat danau Biwa, dan merupakan daerah pinggiran. Lebih mudahnya kami selalu memberikan petunjuk arah: dari Kyoto, naik kereta 20 menit ke arah timur, di selatan danau Biwa, berhenti di Seta station, jalan kaki 10 menit. Tentunya lebih mudah membayangkan jarak tempuh 20 menit itu sebagai penunjuk tempat yang menjauh dari keramaian Kyoto ke area yang lebih tenang, dan jauh dari hingar bingar pariwisata. Pengalaman seru dan suka duka di Jepang menjadi kenangan yang pasti akan selalu terkenang dan sedikit banyak memperkaya kami, dan semoga dengan berbagi, turut pula memperkaya pembaca.

Tulisan tulisan berikut adalah tulisan dari sudut pandang seorang ibu rumah tangga dengan 2 anak, pekerja, pelayan masyarakat wanna be dan tipikal seorang anggota masyarakat yang penurut dan berusaha melihat segala sesuatu dari segi positif. Prinsip hidup yang dipegang adalah nikmati dan syukuri semua yang ada, dan tentu saja prinsip ekonomi tetap dipegang teguh :) dan penganut Katolik (perlu saya sebutkan karena nantinya akan berkaitan dengan makanan halal). Oya, penulis bukanlah penggemar fashion dan pengikut lifestyle, jadi mohon maaf jika bahasan mengenai hal ini sangat kurang.

Di sini saya ingin berbagi lebih banyak tentang seluk beluk tinggal di Jepang, bagaimana persiapan yang bisa dilakukan, kehidupan sehari-hari di sini, obyek obyek menarik dan beberapa pengetahuan lain, bisa berupa hasil pengamatan, pengalaman, diskusi dan juga berasal dari beberapa sumber dari internet. Saya sangat berterima kasih jika ada masukan atau feedback apapun untuk memperkaya informasi ini. Semoga tulisan tulisan di depan bisa memperkaya kita semua.