Saturday 11 July 2009

Transplantasi Ginjal

Pengantar:

Transplantasi Ginjal adalah salah satu alternatif untuk memperpanjang harapan hidup bagi penderita ginjal. Operasi yang saat ini menelan biaya minimal 150 juta rupiah tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan. Saya menuliskan posting ini mengutip dari buletin Sayang Ginjal untuk memberikan gambaran kepada para pembaca mengenai seluk beluk mengenai Transplantasi ini.


Transplantasi (cangkok) ginjal adalah prosedur pemasangan ginjal donor ke dalam tubuh seseorang (resipien) melalui tindakan pembedahan. Ginjal baru bersama ginjal lama (jika masih ada fungsinya) akan bekerja bersama-sama untuk mengeluarkan sampah metabolisme dari dalam tubuh.

Proses Transplantasi Ginjal

Dokter bedah akan meletakkan ginjal donor dalam perut sebelah bawah, kemudian menghubungkan pembuluh darah dan saluran kemih (ureter) ginjal baru tersebut ke pembuluh darah dan ureter resipien. Pasca operasi urin dapat langsung diproduksi, tetapi pada beberapa kondisi, produksi dapat terjadi setelah beberapa minggu.

Ginjal lama biasanya tidak diangkat, tetapi jika menyebabkan infeksi atau komplikasi lain, maka ginjal lama harus diangkat.


Persiapan Transplantasi

Ginjal baru dapat diperoleh dari donor yang baru saja meninggal (donor cadaver) atau dari donor hidup. Donor hidup bisa keluarga atau orang lain (biasanya pasangan atau teman). Jika pasien tidak memiliki donor hidup, akan dimasukkan ke dalam daftar tunggu untuk memperoleh ginjal dari donor cadaver.

Dokter akan mempertimbangkan tiga faktor untuk menentukan kesesuaian ginjal dengan penerima (resipien). Faktor tersebut akan menjadi tolak ukur untuk memperkirakan apakah sistem imun tubuh akan menerima atau menolak ginjal baru tersebut. Faktor tersebut adalah:

  1. Golongan Darah

Golongan darah resipien (A, B, AB atau O) harus sesuai dengan golongan darah donor. Faktor golongan darah merupakan faktor penentu kesesuaian yang paling penting.

  1. Human Leukocyte Antigens (HLAs)

Sel tubuh membawa 6 jenis HLAs utama, 3 dari ibu dan 3 dari ayah. Antara anggota keluarga biasanya mempunyai HLAs yang sesuai. Resipien masih dapat menerima ginjal dari donor walaupun HLAs mereka tidak sepenuhnya sama, asal golongan darah cocok, dan tes lain tidak menunjukkan adanya ketidakcocokan.

  1. Uji silang antigen

Tes terakhir sebelum dilakukan transplantasi adalah uji silang antigen. Sejumlah kecil darah resipien dicampur dengan darah donor. Jika tidak terjadi reaksi, maka hasil uji disebut uji silang negatif, dan transplantasi dapat dilakukan.


Pembedahan atau transplantasi ginjal biasanya berlangsung 3 sampai 4 jam. Lama perawatan di rumah sakit biasanya selama satu minggu. Setelah keluar dari rumah sakit, resipien masih harus melakukan kontrol secara teratur untuk dipantau keberhasilan dari transplantasinya.

Bagi pendonor, waktu rawat yang dibutuhkan hampir sama dengan resipien. Walaupun demikian, karena teknik operasi untuk mengangkat ginjal donor sudah semakin maju, maka waktu rawat menjadi lebih pendek, mungkin 2 sampai 3 hari.


Komplikasi

Setelah transplantasi, dokter akan memberikan resipien obat imunosupresan, yang berguna untuk mencegah reaksi penolakan, yaitu reaksi di mana sistem imun tubuh menyerang ginjal baru yang dicangkokkan. Obat imunosupresan ini biasanya harus diminum setiap hari. Kadang-kadang reaksi penolakan tetap terjadi walaupun penderita sudah meminum obat ini. Jika hal ini terjadi secara hebat, penderita kadang harus kembali menjalani dialysis, atau melakukan transplantasi ulang dengan ginjal lain.

Obat imunosupresan akan melemahkan daya tahan tubuh, sehingga dapat mempermudah timbulnya infeksi. Beberapa jenis obat imunosupresan juga dapat mengubah penampilan. Wajah akan tampak lebih gemuk, berat badan bertambah, timbul jerawat, atau bulu di wajah. Tetapi tidak semua resipien mengalami gejala tersebut.

Selain itu imunosupresan juga dapat menyebabkan katarak, diabetes, asam lambung berlebihan, tekanan darah tinggi dan penyakit tulang.


Keuntungan Transplantasi Ginjal

-Ginjal baru akan bekerja seperti halnya ginjal normal

-Penderita akan merasa lebih sehat dan ‘lebih normal’

-Penderita tidak perlu melakukan dialysis

-Penderita mempunyai usia harapan hidup yang lebih besar


Kekurangan Transplantasi Ginjal

-Butuh proses pembedahan (operasi mayor)

-Proses untuk mendapatkan ginjal donor sulit atau memerlukan waktu lama

-Risiko penolakan terhadap ginjal yang dicangkokkan

-Penderita harus rutin minum obat penekan system imun (imunosupresan) yang mempunyai banyak efek samping.


Sumber: Buletin Sayang Ginjal vol.2, Juni 2008

2 comments:

  1. Saya seorang wanita usia 30 tahun,ingin mendonorkan ginjal saya.Gol.darah A+,sehat,tidak merokok,tidak narkoba,jika ada yang berminat, hubungi saya di :rrachman54@yahoo.com. Semoga kita bisa saling membantu. Terimakasih.

    ReplyDelete
  2. Ok Bu, saya akan teruskan informasi ini kepada keluarga. Terima kasih sekali.

    ReplyDelete